Sabtu, 30 Januari 2010

Kitab Kata-Kata Bermanfaat



  • Pertama-tama menganjurkan para budiman secepatnya membina diri, janganlah terus berenang di dalam ombak dunia.
  • Kehidupan di dunia bagaikan bunga yang mekarnya hanya sekejap saja. Sesudah itu gampang layunya, waktu berlalu bagaikan mimpi yang tidak dapat dipertahankan.
  • Dahulu wajahnya muda dan cantik, sekarang telah menjadi tua, kalau sekarang wajahnya masih cantik, sebentar lagi kepalanya sudah ubanan.
  • Untuk apa memperebutkan nama dan keuntungan, demi itu semua kamu harus bekerja keras dan membanting tula, penuh dengan derita dan kerisauan hati.
  • Suatu hari nanti saat datangnya kematian, maka segala sesuatunya harus ditinggalkan semua.
  • Kalau kesempatan untuk membina diri ini terlewatkan dan tidak dimanfaatkan baik, begitu kehilangan kehidupannya sebagai manusia, untuk mendapatkan kesempatannya kembali menjadi manusia harus menunggu puluhan ribu tahun lamanya.
  • Kalau para budiman cepat berpaling kembali, akan dapat menikmati kehidupan yang sangat bahagia dan selamanya bebas dari kerisauan.
  • Kedua, menganjurkan para budiman agar menghindari dari ketidakabadian, dengan hanya menggandrungi kehidupan dunia, itu tidak akan lama waktunya.
  • Suatu hari nanti Raja El Maut datang menjemput, pada saat itu badan ini menjadi suatu onggokan bangkai saja.
  • Segala cinta dan kasih sama sekali tidak dapat dipertahankan, terpaksa dengan tangan kosong ikut pergi ke alam neraka.
  • Walaupun anaknya banyak, tetapi tidak ada yang dapat mewakilimu menjalani kematian, sekalipun mereka menangis dengan duka yang mendalam.
  • Kelihatannya kehidupan dunia ini hanya mimpi saja, untuk aa terlalu dikejar sehingga setiap hari terus demikian sibuknya.
  • Baik kaya, miskin, hina dan terpandang, semuanya telah menjadi suratan takdir, kalau ingin dapat hidup dengan tenteram dan bebas dari segala kerisauan haruslah diusahakan sendiri.
  • Cepat-cepatlah mencari suatu cara yang dapat menyelamatkan diri ini, demi masa depan kita masing-masing haruslah belajar suatu cara yang istimewa.
  • Ketiga, menganjurkan para budiman untuk belajar membina diri, dengan berguru kepada Guru Penerang dan melakukan persiapan demi masa depan.
  • Urusan hidup dan mati setiap orang harus dijalani sendiri, orang lain sedikitpun tidak dapat mewakilinya.
  • Sifat setia, licik, baik maupun jahat semuanya tergantung pada hati, cepatlah membina hati ini.
  • Kebaikan dan kejahatan akhirnya pasti akan mendapat balasannya, dengan berjalannya waktu semuanya akan terlihat jelas.
  • Orang-orang jahat akan dikirim ke neraka, sebaliknya orang-orang baik akan dijemput naik ke surga.
  • Kelihatannya adalah lebih baik untuk membina diri dengan demikian tidak perlu takut kalau raja neraka tidak mengenal belas kasihan.
  • Membaca kata-kata suci di dalam hati untuk mencocokkannya dengan kata-kata sandi, maka semua hantu-hantu jahat tidak akan mendekat.
  • Cepatlah membina diri dengan cara yang jitu, kelak sama-sama mencapai kehidupan bahagia menghadap bunda suci.
  • Keempat, manganjurkan para budiman agar belajar menjadi orang yang baik, untuk itu perlu meneladani orang-orang baik dari Dinasti jaman dahulu.
  • Yang lelaki meneladani Han Siang Tze, menegakkan citacita yang tinggi, yang wanita meneladani Miao Shan (Dewi Kuan Im) meninggalkan keduniawian.
  • Menebas putus segala nafsu akan nama, keuntungan dan cinta kasih, sepenuh hati mendalami pembinaan diri.
  • Apabila yang laki-laki mau membina diri, ia akan bisa menjadi arahat, yang wanita apabila mau membina diri, ia akan bisa menjadi Dewi Kwan Im.
  • Arahat dasarnya memang berasal dari seorang laki-laki, Kwan Im juga berasal dari seorang wanita.
  • Para dewa semuanya adalah berasal dari manusia, hanya saja yang dikuatirkan hati manusia kurang ketulusannya.
  • Dari jaman dahulu sampai sekarang ini, sudah berapa banyak laki-laki dan wanita yang mencapai kesempurnaan menjadi para dewa dan para suci.
  • Janganlah menjerumuskan kehidupanmu ini, teguhkan cita-cita untuk belajar membina diri.
  • Kelima, menganjurkan para budiman secepatnya memupuk jasa pahala, dengan mendapatkan Tao yang sejati, kebahagiaannya tiada terkirakan.
  • Bagi orang-orang tua apabila ia mau membina diri akan dapat menambah keberuntungan dan umur panjang, bagi yang muda apabila ia mau membina diri, akan mendapatkan kebahagiaan yang berlimpah.
  • Bagi orang yang berada, apabila ia mau membina diri, akan mendapatkan pahala yang sangat besar, sedangkan bagi orang-orang miskin, apabila ia mau membina diri akan dapat terbebas dari jeratan nasib.
  • Bagi orang yang mempunyai anak, apabila ia mau membina diri, akan dapat membawa berkah bagi anak cucunya, sedangkan bagi orang yang tidak mempunyai anak, apabila ia mau membina diri, maka kelak dia tidak akan jatuh dalam kehampaan.
  • Suami istri sama-sama membina, sama-sam pula mendapatkan berkah dan keberuntungan, suami dan istri masing-masing membina, masing-masing akan mendapatkan jasa pahalanya.
  • Masing-masing membina dan memupuk jasa pahala, itu semua membutuhkan usaha yang luar biasa.
  • Para budiman cepatlah berpaling kembali, membina sampai mencapai kesempurnaan lalu pulang ke istana surga.
  • Duduk diatas kedudukan teratai suci, senang dan bahagia, sungguh merupakan suatu keberuntungan yang tiada taranya.
  • “Kebendaan / sex” sebagai haluan kapal, sedangkan “emosi” sebagai buritannya, di tengahnya berbaur “kekayaan” dan “arak”
  • Dianjurkan para budiman janganlah duduk di haluan kapal (mengejar kebendaan / sex), Keempat sisi semuanya penuh dengan pisau pembunuh manusia. (dengan terjebak dalam nafsu keduniawian berupa arak, kebendaan / sex, harta dan emosi, hal ini akan membawa petaka bagi kehidupan manusia).

Kitab "Tay Hak"

  • Cara pembinaan untuk mencapai kesucian, terletak pada usaha agar jiwa sejati yang telah kita punyai itu menjadi terang.
  • Itu dapat dilaksanakan ke dalam mencintai sanak keluarga sendiri, menjalankan norma-norma kesusilaan dengan baik, selanjutnya dari dalam dapat dikembangkan ke luar, yaitu dengan mendekati dan mencintai umat manusia lainnya, sehingga setiap umat manusia di dunia ini pun berusaha agar jiwa sejatinya menjadi terang pula.
  • Dengan usaha yang terus-menerus ini, akhirnya dapat tercapai tahapan yang paling mulia dan sempurna.
  • Apabila kita tahu melakukan usaha pada jiwa sejati kita, dengan demikian hati kita mempunyai ketetapan arah, setelah mempunyai ketetapan arah, maka hati bisa dipertahankan berada dalam keadaan yang tenang tanpa pikiran yang tidak benar.
  • Setelah tenang dengan sendirinya hati menjadi tenteram dan lapang, Proses berpikir dapat berjalan dengan sempurna, apabila proses berpikir dapat berjalan dengan sempurna, hal itu akan menampakkan kesempurnaan dan kemuliaan jiwa sejati seseorang.
  • Setiap benda ada ujung dan pangkalnya, begitu juga setiap persoalan ada awal dan akhirnya. Apabila seseorang dapat mengerti urutan itu dari awal sampai akhir secara benar, maka dengan demikian dia telah dekat sekali dengan Tao.
  • Dari sejak dahulu kala, apabila seseorang ingin dengan terang dan kemuliaan jiwanya menggugah semua orang di dunia ini agar berubah menjadi baik, maka terlebih dahulu dia harus dengan budi dan kebajikannya menata negaranya menjadi baik.
  • Untuk dapat menata negaranya dengan baik, terlebih dahulu seseorang harus menata keluarganya sendiri dengan baik.
  • Untuk dapat menata keluarganya dengan baik, terlebih dahulu dia harus membetulkan tingkah lakunya sendiri.
  • Untuk dapat membetulkan tingkah lakunya, maka terlebih dahulu dia harus membetulkan sikap hatinya.
  • Untuk dapat membetulkan sikap hatinya, maka terlebih dahulu, setiap niat yang timbul harus tulus dan jujur.
  • Untuk dapat membuat setiap niat yang timbul itu tulus dan jujur, maka terlebih dahulu dia harus mengusahakan nalurinya dapat bekerja secara utuh.
  • Agar naluri seseorang dapat bekerja secara sempurna, dia harus mengerti kebenaran yang ada dalam segala hal, tanpa terpengaruh perasaan dan lingkungannya.
  • Setelah seseorang melakukan usaha untuk dapat mengerti kebenaran yang ada dalam segala hal, maka akan tercapai keadaan di mana nalurinya dapat mengetahui segala sesuatu secara benar.
  • Setelah nalurinya dapat mengetahui segala sesuatu dengan benar, maka setiap niat yang timbul adalah niat yang tulus dan jujur serta tidak ada lagi pikiran yang tidak pada tempatnya.
  • Setelah niat pikirannya bisa tulus dan jujur, maka sikap hatinya pun menjadi baik.
  • Setelah sikapnya hati baik, maka setiap tingkah lakunyapun akan baik.
  • Setelah tingkah lakunya baik, dengan sendirinya keluarganya akan tertata baik.
  • Setelah keluarganya tertata dengan baik, maka negarapun dapat ditata dengan baik pula.
  • Setelah negara tertata dengan baik, dengan sendirinya dunia akan menjadi damai.
  • Dari kepala sampai kepada rakyat biasa, harus memegang teguh norma dan menjalani pembinaan dirinya dengan baik, itu adalah dasar yang terpenting.
  • Apabila dasar ini telah kacau, maka untuk mendapatkan hasil akhir yang tertata baik, itu adalah suatu hal yang mustahil.
  • Apabila terhadap seseorang yang seharusnya diperlakukan dengan sikap yang sangat baik, tetapi kita perlakukan dengan kurang baik, sebaliknya terhadap seseorang yang seharusnya tidak perlu diperlakukan dengan sikap yang begitu baik, malah kita perlakukan dengan sikap yang begitu baiknya,
  • Sama sekali belum pernah ada aturan yang demikian!

Kitab Karma Tiga Kelahiran

  • Apa sebabnya kelahiran ini bisa menjadi seorang pejabat? Karena pada kelahiran lalu menghiasi patung Budha dengan emas.
  • Apa yang diperbuat pada kelahiran lalu akan diterima hasilnya pada kelahiran sekarang, semua kemakmuran dan kemuliaan yang diperoleh adalah hasil dari tulusnya seseorang bersembahyang dan meneladani para dewa.
  • Dengan emas menghiasi patung Budha sebenarnya adalah menghiasi diri sendiri, mengenakan baju pada patung Budha sebenarnya adalah mengenakan baju pada diri sendiri.
  • Jangan katakan menjadi seorang pejabat tinggi itu adalah gampang, kalau pada kelahiran lalu tidak berbuat baik, dari mana datangnya jodoh ini?
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang bisa menunggangi kuda dan menaiki tandu? Karena pada kelahiran lalu ia pernah memperbaiki jembatan dan jalan.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang bisa mengenakan pakaian dari sutera? Karena pada kelahiran lalu ia menyumbangkan pakaian membantu fakir miskin.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang bisa berkecukupan sandang dan pangan? Karena pada kelahiran lalu ia menyumbangkan makanan kepada fakir miskin.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang kekurangan sandang dan pangan? Karena pada kelahiran lalu ia tidak pernah berderma.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang bisa tinggal di rumah gedung? Karena pada kelahiran lalu ia menyumbangkan beras kepada para bikhu dan bikhuni.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang memiliki rezeki dan kemakmuran? Karena pada kelahiran lalu ia membangun kelenteng dan tempat perteduhan.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang memiliki wajah yang baik? Karena pada kelahiran lalu ia mempersembahkan bunga-bungaan kepada para dewa.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang memiliki kecerdasan dan kearifan? Karena pada kelahiran lalu ia adalah seorang yang rajin membaca paritta.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang wanita cantik dan cerdas? Karena pada kelahiran lalu ia mengikat jodoh yang baik dengan kalangan Buddha.
  • Apa sebabnya kelahiran ini pasangan suami istri bisa akur dan rukun? Karena pada kelahiran lalu mempersembahkan bendera-bendera kecil ke altar dewa.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang bisa memiliki kedua orang tuanya secara lengkap? Karena pada kelahiran lalu ia menghormati orang-orang yang kesepian.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang kehilangan kedua orang tuanya? Karena pada kelahiran lalu ia adalah seorang pemburu burung.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang memiliki banyak anak dan cucu? Karena pada kelahiran lalu ia pernah melepas burung.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang anaknya pada mati muda? Karena pada kelahiran lalu ia membenci orang-orang lain.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang tidak mempunyai anak? Karena pada kelahiran lalu ia membenci anak orang lain.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang berumur panjang? Karena pada kelahiran lalu ia banyak membeli hewan untuk dilepas,
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang mati muda? Karena pada kelahiran lalu ia banyak membunuh.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang tidak mempunyai istri? Karena pada kelahiran lalu ia berzinah dengan istri orang lain.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang menjanda? Karena pada kelahiran lalu ia merupakan seorang yang senang menghina suaminya.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang menjadi budak dan pelayan? Karena pada kelahiran lalu ia merupakan seorang yang melupakan budi orang lain.
  • Apa sebabnya kelahiran ini bermata terang dan jelas? Karena pada kelahiran lalu memberikan amal berupa minyak untuk pelita sembahyang.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang bermata buta? Karena pada kelahiran lalu ia banyak membaca buku porno.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang bermulut cacat? Karena pada kelahiran lalu ia banyak bergunjing.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang menjadi bisu dan tuli? Karena pada kelahiran lalu ia memarahi kedua orang tuanya dengan kata-kata yang tidak baik.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang berbadan bongkok? Karena pada kelahiran lalu ia mentertawakan orang yang bersembahyang.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang bertangan cacat? Karena pada kelahiran lalu ia pernah memukul orang tuanya.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang berkaki pincang? Karena pada kelahiran lalu ia mencegat dan merampok orang di tengah perjalanan.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang dititiskan menjadi babi dan anjing? Karena pada kelahiran lalu ia selalu berniat menipu dan mencelakakan orang lain.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang bisa berbadan sehat? Karena pada kelahiran yang lalu ia memberikan obat dan menolong yang sakit.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang sampai dipenjarakan? Karena pada kelahiran lalu ia berbuat jahat dan tidak mau mengalah kepada orang lain.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang mati kelaparan? Karena pada kelahiran lalu ia menertawakan dan memarahi pengemis.
  • Apa sebabnya seseorang mati diracun orang? Karena pada kelahiran lalu ia membendung aliran sungai dan meracuni ikan.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang sengsara dan hidup sebatang kara? Karena pada kelahiran lalu ia berhati jahat dan mencelakai orang lain.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang muntah darah? Karena pada kelahiran lalu ia suka mengadu domba.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang menjadi tuli? Karena pada kelahiran lalu ia tidak percaya pada dharma yang didengarnya.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang menjadi sinting dan badannya berbisul? Karena pada kelahiran lalu ia menganiaya binatang.
  • Apa sebabnya seseorang memiliki bau badan? Karena pada kelahiran lalu ia iri hati melihat orang lain berkecukupan.
  • Apa sebabnya kelahiran ini seseorang mati gantung diri? Karena pada kelahiran lalu ia adalah seorang yang merugikan orang lain demi kepentingannya sendiri.
  • Apa sebabnya seseorang menjanda / menduda? Karena pada kelahiran lalu ia adalah seorang yang tidak menyayangi anak isterinya.
  • Apa sebabnya seseorang ditimpa musibah kebakaran dan disambar petir? Karena pada kelahiran lalu ia mencuri timbangan.
  • Apa sebabnya seseorang digigit harimau dan digigit ular? Karena pada kelahiran lalu ia membuat banyak permusuhan.
  • Segala perbuatan kita akan kita tanggung sendiri akibatnya, menderita siksaan di neraka siapa pula yang harus disalahkan?
  • Jangan bilang tidak ada yang melihat hukum karma itu, balasan jauh jatuh kepada anak cucu, sedangkan yang dekat jatuh kepada diri sendiri.
  • Apabila tidak mempercayai Tri Ratna dan tidak mau beramal atau berdana, coba lihatlah orang-orang yang menikmati hidup penuh berkah.
  • Apa yang ditanam kelahiran lalu akan dituai kelahiran ini, apabila kelahiran ini banyak memupuk jasa pahala, akan membawa berkah pada anak cucu.
  • Apabila seseorang memfitnah kitab Hukum Karma, kelahiran yang akan datang dia akan terjerumus ke alam lain dan tidak ke alam manusia.
  • Apabila seseorang yakin dan menjalankan kitab Hukum Karma, maka Dewa Fu Lu Shou (ke-beruntungan, kemakmuran, dan panjang umur) akan datang memberi berkah.
  • Apabila seseorang membagi dan memper-kenalkan kitab Hukum Karma, maka keluarga setiap generasinya akan selamat dan bahagia.
  • Apabila seseorang sering membawa kitab Hukum Karma, bencana dan musibah tidak akan datang menimpa.
  • Apabila seseorang menjelaskan kitab Hukum Karma, maka setiap kelahirannya akan mem-punyai kecerdasan yang tinggi.
  • Apabila seseorang membacakan kitab Hukum Karma, maka pada kelahiran berikutnya ia akan dihormati orang di manapun juga.
  • Apabila seseorang mencetak dan membagikan kitab Hukum Karma, maka kelahiran berikutnya ia akan mendapatkan kekayaan dan kemuliaan.
  • Apabila menanyakan masalah hukum Karma, seorang yang banyak berbuat kebaikan sekalipun apabila memfitnah dharma Buddha, maka itu merupakan bibit karma yang akan membawanya ke alam neraka.
  • Kalau dikatakan hukum Karma tiada berbalas, apa sebabnya Moggalana harus menyelamatkan ibunya dari siksaan neraka?
  • Apabila seseorang mempunyai keyakinan yang dalam terhadap kitab Hukum Karma, maka ia akan hidup dalam alam Nirwana.
  • Hukum Karma Tiga Kelahiran tiada habis-habisnya dibicarakan, Tuhan bukan melindungi orang yang baik hati (apabila dia menanam karma jelek pada kelahiran sebelumnya).
  • Dalam menjalankan pembinaan, mudah sekali memupuk rezeki, begitu dilakukan amal dengan sukacita, maka akan menerima balasan rezeki yang melimpah.
  • Segala hasil yang anda peroleh akan disimpan di dalam brankas yang kokoh, sehingga beberapa kelahiran anda akan menikmati balasan rezeki yang tidak habis-habisnya.
  • Apabila ingin menanyakan kejadian pada kelahiran lalu, jawabannya adalah apa yang diterimanya pada kelahiran ini.
  • Apabila ingin menanyakan kejadian pada kelahiran yang akan datang, jawabannya adalah apa yang diperbuatnya pada kelahiran ini.

Kitab "Thai Sang Lao Cin" Karma

  • (1) Thai Shang Lao Cin berujar: Musibah dan Keberuntungan manusia itu tidak ada pintu jalannya, tetapi semuanya justru manusia sendirilah yang mengundang dan menciptakannya.
  • Balasan dari perbuatan baik dan buruk manusia itu bagaikan bayangan yang mengikuti wujudnya, sama sekali tidak akan terlepas dan meleset sedikitpun.
  • Di alam ini ada malaikat yang khusus menangani kesalahan manusia, dengan berdasarkan berat ringannya kesalahan manusia itu.
  • Malaikat mengurangi rezekinya, sehingga dia menjadi miskin dan melarat, begitu juga kesulitanpun datang bertubi-tubi.
  • (2) Sesuatu yang sesuai dengan kebenaran dan kebaikan, seharusnya berani dilakukan, sebagai seorang pembina Tao, terhadap Tao yang sejati seharusnya dijunjung tinggi dan dibina dengan baik; sesuatu yang tidak sesuai dengan kebenaran dan kebaikan, itu sama sekali tidak boleh dilakukan, sebagai seorang pembina Tao, terhadap ajaran-ajaran sesat, seharusnya dijauhi.
  • Jangan menempuh jalan yang tidak baik, jangan menyembunyikan kebenaran dan jangan pula menipu. Banyaklah berbuat kebaikan dan memupuk jasa pahala.
  • Kembangkan rasa welas kasih dan sayangi makhluk hidup, setelah memperbaiki sikap dan tingkah laku diri sendiri, selanjutnya menasehati dan memperbaiki orang lain.
  • Kasihani dan bantulah anak-anak yatim piatu, para janda / duda dan orang-orang yang tidak mempunyai tempat bersandar, hormati orang-orang tua dan sayangi anak-anak orang lain. Bahkan serangga dan rerumputanpun ... tidak boleh dilukai, apalagi terhadap umat manusia? Seharusnya kita mengasihani orang lain yang mendapatkan musibah.
  • Kita harus senang melihat orang lain berbuat kebaikan. Bantulah orang yang sedang kepepet dan membutuhkan bantuan, ... Selamatkanlah orang yang sedang menghadapi bahaya. Semua manusia itu sebenarnya merupakan suatu kesatuan, melihat orang lain berhasil, harus dipikirkan itu adalah keberhasilan kita juga;
  • Melihat kegagalan orang lain, harus dipikirkan itu adalah kegagalan kita juga. Jangan sebar-luaskan kekurangan / kejelekan seseorang, ... Janganlah menonjolkan keunggulan diri sendiri. Cegahlah orang lain berbuat kejahatan dan sebar-luaskan perbuatan baik yang dilakukan orang lain.
  • Haruslah bisa merasa bersyukur dan puas akan rezeki kita dapat dalam hal sandang dan pangan, setiap perbuatan dan perkataan kita harus dihindarkan dari kesalahan. Dalam membantu orang lain janganlah mengharapkan balasan, ... Dalam melakukan perbuatan amal janganlah mengharapkan pahala, dengan demikian barulah dapat disebut sebagai perbuatan yang baik.
  • (3) Apabila timbul niat pikiran yang tidak baik, melakukan perbuatan yang melawan kebenaran,
  • Setelah melakukan perbuatan jahat malah mengatakan dirinya hebat, tega melakukan perbuatan merusak benda-benda dan menganiaya binatang, secara diam-diam menciderai orang baik-baik,
  • Secara diam-diam membohongi dan menyembunyikan sesuatu dari kepala negara ataupun kedua orang tuanya sendiri, tidak menunaikan tanggung jawab terhadap pekerjaannya, menipu orang-orang yang kurang mengerti permasalahan,
  • Dengan kebohongan memfitnah orang baik-baik, menipu orang dengan sesuatu yang tidak benar, berwatak keras dan kasar tanpa rasa kasih, demi mendapatkan jasa dan penghargaan lalu menindas orang-orang yang lemah,
  • Demi mendapatkan kepercayaan dan agar disenangi atasan, tidak segan-segan menjilat, menerima suap dengan mengabaikan undang-undang, demi keserakahannya, mencelakakan rakyat atau orang banyak,
  • Tidak membela negara dan rakyat, tetapi malahan melanggar undang-undang dan membuat kekacauan, menghukum orang-orang yang tidak bersalah, membunuh orang-orang yang telah menyerah,
  • Mengusir orang-orang yang setia, tidak mau menerima atau bekerja sama dengan orang yang berbudi, memakai siasat sehingga seseorang jatuh dari kedudukannya, lalu mencari kesempatan untuk menduduki jabatan tadi,
  • Menindas anak-anak yatim piatu dan para janda, menjilat orang-orang kaya dan bersikap sombong terhadap orang miskin, tahu apa yang baik tetapi tidak mau dijalankan,
  • Sudah tahu berbuat salah tetapi tidak mau merubahnya, menerima budi dan bantuan orang lain tetapi tidak berterima kasih dan tidak berusaha membalasnya, mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari seseorang, lalu menaruh dendam di dalam hati dan terus mengingatnya,
  • Kesalahannya sendiri sengaja ditimpakan kepada orang lain, memfitnah dan mentertawakan para suci, mengharapkan orang lain berbuat kesalahan,
  • Takut orang lain berhasil, sehingga dengan bebrbagai upaya merusaknya, demi keselamatannya sendiri membahayakan seselamatan orang lain, merugikan harta benda orang lain demi menambah keuntungannya sendiri,
  • Iri hati melihat kemampuan orang lain, menutupi kebaikan orang lain, menyebarkan kejelekan orang lain,
  • Membongkar rahasia pribadi orang lain, menghamburkan atau memboroskan kekayaan orang lain, menghasut sehingga membuat orang lain berpisah dari anak atau orang tuanya,
  • Merusak hasil tanaman orang lain, merusak perkawinan orang lain, merusak rencana dan usaha orang lain,
  • Sehingga semua hasil yang telah dicapai menjadi gagal seluruhnya, merusak barang / alat-alat orang lain, sehingga pada waktunya diperlukan dia tidak dapat memakainya.
  • Melihat orang lain yang hidup mewah, lalu mengharapkan agar taraf hidupnya menjadi merosot, melihat orang lain menjadi kaya, mengharapkan ia menjadi bangkrut,
  • Melihat isteri orang lain cantik, lalu timbul niat untuk berzinah,
  • Berhutang pada seseorang, lalu mengharapkan dia meninggal sehingga tidak perlu lagi membayar hutangnya. Menuntut sesuatu di luar batas,
  • Karena tidak terkabul lalu menyumpah, memaki dan menaruh dendam pada orang lain, melihat orang lain tiba-tiba mendapatkan musibah, lalu membicarakan semua kesalahan orang itu dalam hidupnya.
  • Melihat orang yang wajahnya buruk rupa, bukannya merasa kasihan malah mentertawakannya, melihat orang lain mempunyai bakat,
  • Yang pantas diberi pujian, orang tersebut bukannya diberi kesempatan, malahan dihalangi kesempatannya mencapai kemajuan, jasa yang dilakukan orang lain direbut dan ngotot mengatakan bahwa itu adalah jasanya sendiri, kalau dirinya sendiri berbuat kesalahan, semua kesalahannya dilimpahkan kepada orang lain, musibah yang seharusnya dia tanggung sendiri, malah dilimpahkan kepada orang lain, dosa kesalahannya sendiripun disuruh orang lain menanggungnya.
  • Tidak mengandalkan kejujuran, tetapi dengan mengandalkan uang dan kekuasaannya meraih kedudukan, anugerah ataupun nama baik secara kotor, memendam niat jahat untuk mencelakakan orang lain di dalam hatinya, menghalangi kemampuan orang lain sehingga orang itu tidak bisa mencapai kemajuan sebagaimana wajarnya,
  • Menutupi dan tidak mengakui kekurangannya sendiri. Tidak adil dalam mengadili masalah, mencuri timbangan baik saat menjual maupun saat membeli, lain yang diucapkannya di mulut lain pula yang ada di dalam hatinya.
  • Dalam berbicara selalu ngomong besar dan tidak jujur, selalu iri hati kepada orang lain. Mengarang kata-kata yang mencemarkan nama baik orang lain,
  • Mencemarkan nama baik orang lain dan menganggap dirinya telah berbuat dengan baik dan benar. Dianya berniat jahat malahan bersumpah dengan meminta langit dan bumi menjadi saksinya,
  • Melakukan perbuatan kotor malahan tidak mengaku dan mengundang dewa untuk memeriksanya. Setelah beramal atau menyumbang, lalu timbul penyesalan.
  • Berhutang kepada orang lain dan tidak mau membayarnya. Hatinya jahat dan berbahaya tetapi wajahnya penuh kewelas-asihan, dengan mempergunakan ilmu gaib menyesatkan orang banyak.
  • Durhaka kepada orang tua, bersikap kejam terhadap bawahan dan pembantunya, terlalu memanjakan dan percaya kepada anak dan isterinya,
  • Sesama anggota keluarga saling berebut harta benda dan tidak mau mengalah, sebagai seorang lelaki tidak setia dan berlaku jujur, juga tidak melakukan kebaikan, sebagai wanita tidak bersifat lemah lembut dan tidak mau mengalah.
  • Sebagai seorang suami tidak memperlakukan isterinya dengan baik, sehingga keluarga menjadi kehilangan kerukunan, sebagai seorang isteri tidak menghormati sang suami. Terhadap anak dan isteri mengeluarkan kata-kata dan melakukan perbuatan yang tidak pantas,
  • Sebagai menantu perempuan bersikap durhaka kepada mertua, terhadap leluhur ataupun orang tua yang telah meninggal saat pemakamannya tidak dilakukan dengan tata upacara yang benar, ataupun dalam bersembahyang memperingati para leluhur tidak dilakukan dengan tulus hati,
  • Melawan nasehat dan perintah dari orang yang lebih tua. Tidak adil terhadap orang lain, memperlakukan orang yang disenanginya dengan baik, tetapi memperlakukan orang yang dibencinya dengan perlakuan yang tidak baik, memperlakukan anak orang lain dengan perlakuan yang tidak baik.
  • Suka membicarakan wanita dan suka berzinah, mempunyai nafsu sex yang berlebihan, dan membiarkan dirinya mengikuti nafsu birahinya. Tindak tanduk dan semua perbuatannya tidak ada yang terpuji,
  • Terlalu memanjakan anak-anaknya dan melakukan pengguguran kandungan. Suka mabuk-mabukan dan bertindak kasar, terlalu mengejar kesenangan dengan tidak memperhatikan batas-batas yang wajar.
  • Memboroskan uang untuk menjahitkan pakaian-pakaian yang tidak begitu diperlukan, demi selera makannya, membunuh lalu memasak daging binatang untuk bahan makanannya, memboroskan dan membuang-buang bahan-bahan makanan,
  • Membebani binatang dengan pekerjaan-pekerjaan yang berat. Menembaki burung-burung, mengejar dan menangkapi binatang-binatang, mengorek dan membongkar sarang serangga / ulat, menakut-nakuti burung-burung yang sedang hinggap dan beristirahat,
  • Merusak sarang burung, sehingga baik burung ataupun binatang serangga tidak bisa mendapatkan tempat tinggal, melukai binatang yang sedang mengandung, merusak telur mereka.
  • Kalau ada yang melanggar kesalahan-kesalahan di atas (179 jenis kesalahan), ... malaikat yang menangani kesalahan manusia dengan berpedoman kepada berat ringannya kesalahan, mengurangi kebahagiaan dan rezeki manusia tersebut.
  • Begitu seluruh rezeki keberuntungannya habis iapun mati. Kalau dosanya berat, bahkan dengan kematianpun belum bisa menebus semua dosa-dosanya, maka ganjaran dari dosa-dosanya akan dilimpahkan dan ditanggung oleh anak cucunya,
  • (4) Semua harta benda yang diperoleh dengan cara yang tidak benar, setelah dosa-dosanya ditebus oleh orang yang melakukan perbuatan jahat tersebut, sisa dosanya ... akan ditanggung oleh anak isterinya, bisa jadi akan ditebus lagi dengan kematian. Kalau tidak dengan kematian, maka mereka akan mendapatkan ganjaran berupa musibah banjir, ... kebakaran, perampokan, ataupun dengan terjadinya kehilangan harta benda yang semuanya itu adalah untuk menebus dosa yang ada.
  • Atau bisa juga dengan jatuh sakit, ataupun terlibat perkara di pengadilan untuk menebus dosanya, berat ringannya pembalasan itu adalah persis sama dengan nilai uang yang diperoleh secara tidak wajar tadi.
  • Orang yang mendapatkan kekayaan dengan cara yang tidak wajar, ibaratnya sama dengan memakan daging beracun untuk menghilangkan rasa lapar, ... minum arak beracun untuk menghilangkan rasa haus, bukan saja tidak bisa membantu menghilangkan rasa lapar maupun rasa haus walau untuk sementara waktu saja, bahkan akibatnya membuat dia kehilangan nyawanya sendiri.
  • Oleh karena itu apabila mendapatkan harta benda dengan cara yang tidak halal, maka harta benda itu tidak dapat dinikmati, ... karena tidak diperoleh dengan cara yang halal, maka ia akan hilang dengan cara yang tidak terduga-duga, misalnya dengan terjadinya musibah, ataupun bisa juga habis dikarenakan malas bekerja dan hanya bersenang-senang saja, ... atau bisa juga habis melalui perjudian, dihamburkan oleh anak cucu sampai ludes, ... atau bisa juga ludes karena suka berfoya-foya. Begitu uangnya habis maka genaplah pembalasannya.
  • Usaha utamanya malahan menjadi hancur, usaha keluarganyapun menjadi bangkrut. Itulah sebabnya dikatakan tidak bisa membantu menghilangkan rasa lapar walau hanya untuk sementara waktu saja, ... Bahkan akhirnya kematian yang didapatkannya. Bagi orang yang sesuka hatinya melakukan pembunuhan, ... Ia tidak akan lepas dari hukum negara, selain itu dia juga akan dibuntuti terus oleh arwah dari musuh-musuh karmanya, sampai akhirnya tiba kematiannya.
  • Semasa hidupnya ia akan terus mendapatkan ganjaran berupa bencana-bencana seperti perampokan, peperangan dan lain-lain, yang membuatnya sulit terelakkan dari kematian. Bagi orang yang melakukan perzinahan dengan anak / isteri orang lain.
  • Walaupun undang-undang negara bisa dibohongi, tetapi balasan dari Tuhan tidak dapat memaafkannya, sebagai balasannya, anak / isterinya sendiri akhirnya akan dizinahi orang lain.
  • Seperti menanam labu menuai labu, menanam kacang menuai kacang, demikianlah pahirtnya. Sewaktu bibit ditanam sama sekali tidak kelihatan apa-apa, ... Sepuluh tahun kemudian, bibit yang ditanam itu telah berakar dan berbuah, hasilnya apakah berupa labu ataupun kacang, akan terbalas semuanya.
  • Apakah anda pernah melakukan pelanggaran terhadap keempat poin di atas, terutama bagian ketiga yang berisi perbuatan-perbuatan jahat?
  • Banyaklah melakukan perbuatan baik, setelah lama pasti akan mendapat berkah dan keselamatan.
  • Itu dinamakan merubah bencana menjadi berkah dan keselamatan. Maka dengan kita mulai dari mengucapkan kata-kata yang baik, melakukan perbuatan yang baik, apabila setiap harinya melakukan kebaikan ini, tiga tahun kemudian pasti ia akan mendapatkan berkah.
  • Sebaliknya dengan mengucapkan kata-kata yang jahat, melakukan perbuatan yang jahat, apabila setiap harinya melakukan kejahatan ini, tiga tahun kemudian, pastilah ia akan mendapatkan musibah. Kenapa manusia di dunia ini tidak berusaha untuk menjalankan Kitab Karma ini?

Kitab "Pai Suei Lao Zen" Ratusan Bakti


  • Dunia mementingkan bakti, bakti harus diutamakan, dengan adanya bakti, seisi keluarga akan selalu mendapatkan ketentraman dan keselamatan.
  • Orang yang berbakti akan mendapatkan anak yang berbakti pula, anak yang berbakti pastilah bijaksana dan berbudi.
  • Bakti merupakan langkah pertama dalam norma kemanusian, seseorang yang berbakti, kelak setelah meninggal akan menjadi dewa.
  • Sejak dahulu kala pejabat-pejabat yang setia merupakan orang yang berbakti, raja memilih pejabat yang bijaksana atas dasar bakti dan kejujuran.
  • Setulus hati berbakti pada orang tua, berbakti tidak terletak pada masalah sandang dan pangan.
  • Bakti yang termulia adalah bakti yang berasal dari lubuk hati, berbakti pada orang tua, sekalipun dimarahi tetap tidak membantah.
  • Sayangnya manusia di dunia tidak mengenal bakti, kembalilah melaksanakan bakti sesuai dengan hati nurani.
  • Segala sesuatu tidak lancar karena tidak berbakti, tak tahunya bakti dapat mengharukan Tuhan.
  • Tidak ada cara lain untuk berbakti pada orang tua selain bersikap patuh, bakti tidak membedakan pria dan wanita.
  • Rezeki dan kemakmuran yang diperoleh semuanya berasal dari bakti, Tuhan memperlakukan orang yang berbakti secara istimewa.
  • Setiap orang dapat berbakti pada orang tuanya, berbakti dan menghormati orang tua ibarat menghormati Tuhan.
  • Anak lelaki yang berbakti akan kelihatan dari tutur katanya, menantu perempuan yang menjalankan bakti akan terpancar dari wajahnya.
  • Apabila dapat berbakti kepada mertua, selain dipuji sebagai seseorang yang berbakti, juga dinilai sebagai seseorang yang berbudi luhur.
  • Untuk mendapatkan nama baik, wanita terlebih dahulu harus belajar berbakti, bahkan di dalam “3 Panutan dan 4 Budi kewanitaan”, bakti juga menempati tempat pertama.
  • Berbakti dalam masyarakat akan dihormati orang, berbakti dalam keluarga, seiisi keluarga akan bahagia.
  • Anak yang berbakti akan selalu mendorong orang lain untuk menjalankan bakti, bakti merubah adat istiadat dan moral manusia menjadi baik.
  • Semasa hidupnya orang berbakti akan mempunyai nama yang harum, setelah meninggal perbuatannya akan dikenang orang selamanya.
  • Dalam menangani dan menyelesaikan masalah, bakti memberikan kekuatan yang besar, bakti dapat mengharukan langit dan bumi.
  • Kitab dan sastra bakti mengajarkan manusia untuk berbakti,berbakti kepada orang tua dan leluhur.
  • Orang tua melahirkan anak juga merupakan bentuk bakti, dapat berbakti merupakan orang yang baik.
  • Apabila orang dapat berbakti kepada orang tuanya, kelak anak cucunya juga akan berbakti kepadanya.
  • Jika tidak tahu berbakti pada orang tua, kelak sengsara janganlah menyalahkan Tuhan.
  • Seorang anak yang berbakti akan mempunyai wajah yang penuh kedamaian, bila dapat berbakti dan rukun dengan saudara-saudara, dengan sendirinya akan selalu berada dalam keadaan yang selamat.
  • Semasa orang tua masih hidup, yang seharusnya berbakti tetapi tidak dilaksanakan, setelah orang tua meninggal baru hendak berbakti, menyesal pun sudah tiada berguna.
  • Berbakti harus dari lubuk hati, bukan hanya penampilan luar saja, berbakti harus dijalankan bukan hanya di mulut saja.
  • Orang yang berbakti memimpin keluarga, sekeluarga akan bahagia, orang yang berbakti mengatur keluarga, seluruh rakyat akan aman sentosa.
  • Kemakmuran berasal dari bakti, dengan adanya bakti maka terbentuklah kedamaian.
  • Melaksanakan bakti tidak membedakan kaya dan miskin, yang bisa memahami isi hati orang tua dengan baik adalah orang yang berbakti.
  • Sesama keluarga bisa rukun, dan akur merupakan wujud dari bakti, dengan sikap bersabar dan mengalah maka sempurnalah baktinya.
  • Dapat berbakti dalam keadaan sulit barulah kelihatan bakti yang sesungguhnya, dengan wajah yang berbakti menggembirakan orang tua.
  • Selagi orang tua kita hidup kita wajib berbakti, anak yang berbakti harus mengerti kesepian yang dirasakan orang tuanya yang menjanda / menduda.
  • Cepatlah melaksanakan bakti karena waktu berlalu dengan cepat, berbakti adalah kewajiban kita, namun usia orang tua kita terletak di tangan Tuhan.
  • Berbakti pada saat orang tua hidup barulah merupakan bakti yang sesungguhnya, menunaikan bakti sesudah orang tua meninggal sudah tidak ada artinya lagi.
  • Bakti merupakan pusaka yang diwariskan secara turun-temurun, bakti membawa rasa damai dan kesuka-citaan.
  • Anak kambing menyusu sambil berlutut karena tahu berbakti, burung gagak berbakti dengan merawat kembali induknya.
  • Sebagai manusia jika tidak tahu berbakti, masih kalah dibandingkan dengan binatang, suatu hal yang sangat menyedihkan.
  • Sebanyak apapun perbuatan baik yang kita lakukan, bakti adalah yang paling utama, ketahuilah bahwa bakti adalah sumber dari segala perbuatan baik.
  • Menyembah Budha dan melakukan perbuatan baik juga termasuk bakti, bakti dengan mengandalkan kekuatan Tuhan akan dapat mencapai surga.
  • Bakti amatlah luhur dan mulia, kemuliaannya tiada terhingga dan tiada terbatas.
  • Pada syair di atas, setiap kalimat tidak terlepas dari kata “Bakti”, jika terpisah dari bakti maka norma kemanusiaan pun menjadi kacau.
  • Membaca sepuluh kali syair ini akan tercakup ribuan bakti, membaca seratus kali syair ini maka lengkaplah bakti tersebut.
  • Serin-seringlah membaca syair ini, syair “Ratusan Bakti” ini dapat menghilangkan bencana dan membuat kita terhindar dari musibah.

Kitab Tujuan Daripada Tao

  • Menghormati langit dan bumi, Melaksanakan penghormatan pada para dewa, Setia pada pekerjaan dan mencintai Negara.
  • Memupuk budi pekerti yang luhur dan menjunjung tinggi tata susila, berbakti kepada orang tua, menghormati guru.
  • Saling percaya diantara kawan, akur sesama tetangga, merubah kebiasaan buruk menjadi kebaikan.
  • Menguraikan ajaran-ajaran penghidupan yang berdasarkan “Lima Relasi Kemanusiaan” dan Delapan Kebajikan”.
  • Mengembangkan tujuan dari ajaran yang disebarkan oleh para nabi
  • Taat pada tata kekeluargaan “Empat Kemurniaan”, Tiga Panutan”, dan “Lima Sifat Luhur”
  • Membersihkan hati dari kerisauan, melakukan pembinaan jiwa sejati dengan mempergunakan badan kasar.
  • Agar jiwa sejati pulih kembali kepada roman asal semula.
  • Memperkembangkan jiwa sejati / hati nurani agar mencapai kebajikan tertinggi, menegakkan diri sehingga dirinya cukup tegak untuk menegakkan orang lain.
  • Menyempurnakan diri sehingga dirinya cukup sempurna untuk menyempurnakan orang lain, memperbaiki dan mengubah dunia menjadi aman dan damai.
  • Mengubah hati sesama manusia menjadi baik dan suci, dengan harapan dunia akan menjadi sama rasa dan sama rata.

Kitab "Ti Ce Kuei" Sopan Santun


  • Kitab “Ti Ce Kuei” ini berisi nasihat dari Nabi Khong Hu Cu. Pertama-tama harus berbakti kepada orang tua dan menyayangi saudara-saudaranya sendiri, selanjutnya dalam melakukan segala sesuatu harus berhati-hati, setiap kata yang diucapkan harus ditepati.
  • Mencintai manusia secara luas, juga mendekatkan diri kepada orang-orang yang berbudi kebajikan dan penuh rasa kasih. Setelah tingkah laku diri sendiri baik, maka sisa waktu dan tenaga yang ada dapat dipergunakan untuk mempelajari ilmu pengetahuan.
  • Apabila kita panggil orang tua kita, kita wajib segera menjawab dan jangan ditunda-tunda; apabila orang tua kita memerintahkan kita melakukan sesuatu pekerjaan, maka kita wajib melaksanakannya dengan tekun dan tiada rasa malas.
  • Apabila orang tua kita sedang mengajari atau menasihati kita, maka kita wajib mendengarkannya dengan penuh rasa hormat, tidak boleh bersikap acuh tak acuh; apabila kita dimarahi orang tua kita, maka kita wajib mengakui kesalahan kita dan berusahan memperbaikinya, tidak boleh menolak tanggung jawab.
  • Dalam melayani orang tua kita, kita wajib melakukannya dengan setulus hati, sehingga di dalam musim dingin hati orang tua kita bisa merasakan kehangatan, sebaliknya di dalam musim panas hati orang tua kita bisa merasakan kesejukan; saat bangun pagi kita harus memberi salam kepada orang tua kita, begitu juga malam hari sebelum tidur kita juga harus memberi salam kepada mereka.
  • Saat keluar rumah harus permisi kepada orang tua, saat kembali juga harus menghadap pada orang tua, agar mereka mengetahui bahwa kita telah kembali; dalam keluarga kita apabila telah terbentuk peraturan dan tradisi, jangan sesuka hati merubahnya.
  • Walau untuk soal kecil sekalipun, janganlah kita mengambil keputusan sendiri, apabila kita mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan orang tua, hal ini telah melanggar tata kerama yang harus dipatuhi seorang anak.
  • Walaupun barangnya kecil, janganlah disembunyikan sehingga orang tua kita tidak mengetahuinya; kalau kita sembunyikan, hal ini akan membuat hati orang tua kita merasa sedih.
  • Tingkah laku / perbuatan yang disenangi orang tua kita, harus sepenuh hati kita laksanakan, sebaliknya tingkah laku yang tidak disenangi orang tua kita, kita wajib merubahnya.
  • Apabila badan kita terluka, hal ini akan membuat risau hati orang tua; apabila moral kita tercela, hal ini akan membuat malu orang tua.
  • Orang tua sayang kepada kita, untuk menunaikan bakti itu adalah hal umum yang dapat dilakukan oleh siapa saja, dan tidak ada istimewanya; tetapi apabila orng tua tidak menyenangi kita, dan kita tetap dapat menunaikan bakti dengan baik, itu baru mencerminkan kita itu seorang yang berbudi luhur.
  • Kalau orang tua kita mempunyai kesalahan atau kebiasaan yang tidak baik, sebagai anak kita wajib membujuknya agar berubah, tetapi saat membujuk mereka, sikap kita harus penuh haormat dengan wajah tersenyum, juga nada suara kita harus pelan dan lembut.
  • Apabila bujukan kita tidak diterima, kita tunggu sampai saat orang tua kita senang hatinya, lalu kita bujuk lagi, kalau tidak diterima juga kita boleh bujuk mereka sampai menangis, bahkan kalau kita dipukul sekalipun, kita tidak menyalahkan mereka.
  • Saat orang tua kita lagi sakit, setiap ramuan yang akan diberikan kepada mereka, harus kita cicipi sendiri terlebih dahulu, baik siang ataupun malam kita wajib merawatnya dan terus berada di sisinya.
  • Apabila orang tua kita meninggal, dalam masa berkabung selama tiga tahun, kita harus selalu membawa perasaan duka, kehidupan kitapun harus berubah, sama sekali tidak boleh minum arak dan makan daging, atau bersenang-senang, kita harus selalu mengenang orang tua kita yang telah meninggal tersebut.
  • Dalam pelaksanaan penguburannya, haruslah menuruti tata cara dalam upacara kematian, saat menyembah arwahnya harus dilakukan dengan hati yang tulus; terhadap almarhum orang tua kita, harus kita sembah dan perlakukan dengan sikap yang tulus, seakan-akan mereka itu masih hidup.
  • Sebagai seorang abang harus menyayangi dan memperlakukan adiknya sebagai seorang teman, sebaliknya sang adik harus menghormati sang abang; sesama abang dan adik saling akur, ini juga merupakan wujud dalam pelaksanaan bakti kepada orang tua.
  • Janganlah terlalu mementingkan harta benda, kalau kita tidak terlalu mementingkan harta benda, maka tidak akan mudah timbul keluhan di dalam hati, apabila kita bisa bersabar terhadap ucapan-ucapan yang kita dengar, sekalipun ada hal-hal yang tidak menyenangkan, dengan berlalunya waktu, hal ini akan hilang dengan sendirinya.
  • Baik saat makan, saat berjalan maupun saat duduk, kita harus membiarkan orang yang lebih tua duluan, yang lebih muda belakangan.
  • Saat yang lebih tua memanggil seseorang, kita harus bantu memanggilkannya, kalau orang yang dicari itu tidak ada, maka terlebih dahulu kita menggantikan orang yang dicarinya tersebut.
  • Menyapa orang yang lebih tua, janganlah memanggil namanya. Di hadapan orang yang lebih tua jangan menunjukkan kelebihan kita.
  • Kalau di jalanan bertemu orang yang lebih tua, cepat-cepatlah maju ke hadapannya untuk memberi salam. Saat yang lebih tua tidak berkata sepatahpun, mundurlah sambil dengan sikap hormat berdiri di samping.
  • Kalau di jalanan bertemu dengan orang yang lebih tua, dan saat itu kita sedang naik kuda ataupun naik kereta, maka segeralah turun dari kuda ataupun kereta. Tunggu sampai orang yang lebih tua itu melewati kita, setelah meninggalkan kita sejauh 100 langkah lebih, barulah kita boleh pergi dari situ.
  • Kalau orang yang lebih tua sedang berdiri, maka yang lebih mudapun harus berdiri. Kalau yang lebih tua sedang duduk, sebagai orang yang lebih muda baru boleh duduk kalau sudah diduruh duduk.
  • Di hadapan orang yang lebih tua, suara percakapan kita haruslah pelan, tetapi apabila terlalu pelan sehingga tidak kedengaran, itupun tidak benar.
  • Saat maju menghadap orang yang lebih tua, langkah kita harus lebih cepat sedikit, sebaliknya saat kita mundur dari hadapannya, maka haruslah dengan langkah yang lambat; saat menjawab pertanyaan orang yang lebih tua harus dilakukan sambil berdiri, dan pandangan mata jangan melihat ke sana ke mari.
  • Dalam melayani paman ataupun uwak, harus dilakukan bagaikan kita melayani ayah kita sendiri; dalam melayani abang sepupu kita, juga harus dilakukan seperti kita melayani abang kandung kita sendiri.
  • Bangun harus pagi-pagi, tidur harus lebih larut malam; karena waktu cepat berlalu dan manusiapun cepat tua, seharusnya menyayangi kesempatan waktu yang ada dengan pekerjaan yang bermanfaat.
  • Bangun pagi harus cuci muka dan berkumur, setelah keluar dari kamar kecil juga harus mencuci tangan.
  • Kalau pakai topi juga harus dipakai dengan baik, kancing bajupun harus terkancing dengan baik, sepatu dan kaos kaki juga harus dipakai dengan baik, tali sepatu terikat dengan baik, masalah pakaian haruslah rapi dan bersih.
  • Topi dan baju, ada tempatnya yang tertentu, janganlah diletakkan di sembarang tempat sehingga mengotori topi dan baju kita.
  • Baju yang terpenting adalah kerapihan dan kebersihannya, bukan terletak pada mahalnya, baju yang dikenakan harus disesuaikan dengan status kita dan status keluarga kita.
  • Masalah makan, jangan terlalu pilih makan, ketahuilah bahwa tidak mudah untuk mendapatkan makanan. Makanlah secukupnya saja jangan sampai berlebihan.
  • Saat muda janganlah minum arak, kalau sampaimabuk maka semua sikap jelek kita akan terlihat dengan jelas. (minum arak dapat mengundang hal-hal yang tidak diinginkan)
  • Berjalan harus dengan sikap tegap dan jangan tergesa-gesa, berdiri harus dengan sikap tegak, menjura (Cuo-I) harus dilakukan dengan membungkukkan badan, sikap berlutut saat sembahyang harus dengan penuh rasa hormat.
  • Jangan menginjak kusen pintu (palang bawah pada pintu rumah jaman dulu), sewaktu berdiri sikap badan janganlah miring, sewaktu duduk jangan melipat kaki, juga jangan menggoyang-goyangkan kaki.
  • Saat memasuki pintu, pelan-pelan menyingkapi tirai pintu dan jangan sampai bersuara, sesudah itu badan diputar dan dibungkukkan sedikit untuk mengelakkan sudut tirai pintu.
  • Barang harus dibawa dengan baik, sekalipun barang itu kosong tidak berisi, harus dilakukan seakan-akan ada isinya; memasuki ruangan yang kosongpun, harus dilakukan seakan-akan ada orang lain di dalamnya.
  • Mengerjakan sesuatu janganlah tergesa-gesa, dalam ketergesa-gesaan akan timbul banyak kesalahan; mengerjakan sesuatu janganlah takut sulit, juga jangan asal-asalan.
  • Tempat orang ribut-ribut jangan didekati; perbuatan yang tidak sopan jangan didengar.
  • Saat hendak memasuki pintu rumah, terlebih dahulu tanyakan apakah ada orang di dalam rumah; saat memasuki ruangan utama juga harus terlebih dahulu mengeluarkan suara.
  • Apabila orang bertanya siap, maka kita harus menjawab nama kita, kalau kita katakan saya, maka dia tidak akan jelas siapa gerangan yang datang.
  • Kalau meminjam barang orang lain, harus minta permisi terlebih dahulu, kalau tanpa permisi langsung digunakan, itu sudah termasuk pencurian.
  • Meminjam barang orang lain harus segera dikembalikan, kelak apabila masih memerlukannya, sudah tidak sulit meminjamnya lagi.
  • Setiap berbicara harus mengutamakan kejujuran dan pegang janji, berbohong dan omong besar semuanya itu tidak boleh dilakukan.
  • Daripada banyak bicara, lebih baik sedikit bicara, setiap kata-kata kita harus jujur, terutama tidak boleh berbicara kata-kata manis yang tidak ada kebenarannya.
  • Omongan gombal, kata-kata kotor, bahasa orang pasaran, harus dijauhi penggunaannya.
  • Suatu persoalan apabila belum kita lihat dengan jelas duduk persoalannya, jangan sembarangan bicara, sebelum kita mengetahui kebenarannya, jangan seenaknya disampaikan kepada orang lain.
  • Sesuatu yang tidak pantas, janganlah terlalu mudah kita sanggupi dan kita janjikan, kalau sudah berjanji, mau dilakukan juga salah, tidak dilakukan juga salah, sehingga menjadi serba susah.
  • Setiap mengucapkan kata-kata, harus diucapkan dengan jelas, tidak terlalu cepat juga tidak terlalu lambat, dan jangan sampai samar-samar.
  • Di sana orang bergunjing, di sini orang bergunjing, yang tidak ada hubungannya dengan kita, janganlah kita ikut-ikutan, janganlah mencampuri urusan orang lain.
  • Melihat kebaikan / kelebihan orang lain, haruslah berusaha untuk mengejar ketinggalan kita, walaupun masih terlalu jauh perbedaannya, lambat laun pasti terkejar juga.
  • Melihat kejelekan orang lain, segeralah kita intropeksi, kalau kitapun ada kesalahan yang sama, segeralah perbaiki, kalau ternyata kita tidak ada berbuat kesalahan, kitapun wajib meningkatkan kewaspadaan.
  • Apabila kebajikan kita, pengetahuan kita, bakat kita ketinggalan dibandingkan dengan orang lain, maka seharusnya kita mendorong diri kita agar berusaha mengejar ketinggalan yang ada.
  • Selain dari yang disebut di atas, kalau masalah pakaian kita tidak semahal orang lain, makanan kita tidak seenak orang lain, kita tidak perlu risau dan bahkan ingin membandingkannya untuk mengetahui siapa yang lebih unggul.
  • Kalau kita mendengar orang lain menyampaikan kekurangan kita, kita menjadi marah, tetapi kalau mendengar orang lain memuji kita lalu kita menjadi gembira, dengan adanya sikap yang demikian, maka lama-kelamaan, teman-teman yang menghalangi pembinaan diri kita semakin lama semakin banyak, sedangkan teman-teman yang bisa membantu pembinaan diri kita semakin lama semakin sedikit.
  • Sebaliknya apabila mendengar pujian orang kita merasa kuatir, kuatir kalau-kalau dengan demikian kita bisa berubah menjadi tinggi hati, mendengarkan kritikan orang kita merasa senang, karena dengan demikian kita bisa memperbaiki diri, semakin hari akan semakin akrab dan dekat dengan kita.
  • Tanpa sengaja melakukan sesuatu yang tidak sepantasnya dilakukan, itu disebut kesalahan, tetapi kalau dengan sadar dan sengaja melakukan sesuatu yang tidak sepantasnya, itu disebut kejahatan.
  • Kalau telah sempat terjadi kesalahan atau bahkan kejahatan, lalu kita bisa memperbaiki sikap kita, maka kesalahan ataupun kejahatan itu lambat laun akan hilang, tetapi jika kita malah berusaha menutupi kesalahan tersebut, itu berarti menambah berat dosa kesalahan kita.
  • Setiap manusia, harus mempunyai hati yang penuh kasih sayang, seperti langit yang menaungi seluruh isi alam dan bumi yang menopang segala isi alam ini, sama sekali tidak ada sifat mementingkan diri dan membeda-bedakan orang lain.
  • Orang yang mempunyai budi kebajikan yang tinggi, dengan sendirinya namanyapun menjadi harum, yang dipandang dan dihormati orang adalah budi kebajikan ini, bukan penampilan luar seseorang.
  • Orang yang berbakat tinggi, dengan sendirinya namanyapun menjadi harum, yang dihargai orang bukan mulut besar seseorang.
  • Apabila kita sendiri mempunyai kemampuan yang baik, seharusnya membantu orang lain dan jangan mementingkan diri sendiri, kalau orang lain mempunyai kemampuan yang baik, janganlah timbul rasa iri dan menjelekkannya.
  • Terhadap orang yang kaya dan terpandang, janganlah terus bersikap manis, terhadap orang yang miskin dan hina, janganlah bersikap sombong, janganlah melupakan teman lama dari kampung, janganlah hanya ingin mencari teman yang baru saja.
  • Saat seseorang lagi sibik, janganlah ia diganggu dengan menyuruhnya melakukan sesuatu, saat hati seseorang sedang risau, janganlah dicecar dengan kata-kata sehingga menambah kegundahannya.
  • Kalau seseorang ada kekurangan, janganlah membuka kekurangannya; kalau seseorang ada rahasia, janganlah dikatakan kepada yang lain.
  • Mengatakan kebaikan orang itu adalah sesuatu yang baik, karena setelah ia mendengarnya, ia akan lebih berusaha untuk berbuat baik lagi.
  • Menyebarkan kejelekkan orang itu adalah sesuatu yang jahat, apabila terlalu membenci kejahatan orang lain, hal ini akan mengundang bencana.
  • Saling menasihati demi kebaikan, saling memberi dorongan untuk melakukan, kebajikan, dengan demikian budi kebajikan keduanyapun akan meningkat, tetapi bila ada kesalahan dan tidak saling mengingatkan, akibatnya budi kebajikan keduanyapun ada cacatnya.
  • Setiap pemasukan dan pengeluaran uang haruslah jelas, seharusnya banyak memberi sedikit menerima.
  • Saat hendak menyalahkan orang lain, terlebih dahulu bertanya kepada diri sendiri, kalau kita sendiri tidak senang menerimanya, orang lain juga pasti tidak senang menerimanya, dengan demikian cepat-cepat buang niat tersebut.
  • Hutang budi harus dibalas, rasa dendam sebaiknya dilupakan, benci kepada seseorang hendaknya singkat waktunya, persoalannya sudah lewat sebaiknya dilupakan saja, tetapi dalam membalas budi haruslah panjang waktunya.
  • Terhadap para pelayan dan pembantu, kita sendiri harus mempunyai sikap yang berwibawa, walaupun berwibawa tetap harus bersikap penuh kasih, damai, dan pemaaf.
  • Dengan mengandalkan kekuasaan sehingga orang lain terpaksa menerima, dalam hatinya mereka tidak akan menerimanya, tetapi jika dengan berdasarkan kebenaran, mereka akan menerimanya dengan tiada komentar.
  • Sama-sama adalah manusia, tetapi kelas dan jenisnya berbeda-beda, umumnya orang-orang biasa itulah yang terbanyak jumlahnya. Yang benar-benar dapat dikatakan orang yang berkebajikan, jumlahnya sedikit sekali.
  • Kalau memang dia itu seorang yang berkebajikan, pasti akan banyak orang yang menghormatinya. Seorang yang berkebajikan akan berkata jujur, dia tidak akan menyembunyikan kesalahannya, dia juga tidak akan mencari muka.
  • Apabila kita bisa mendekati orang-orang yang berkebajikan, itu adalah suatu hal yang baik sekali, dengan demikian budi kebajikan kitapun akan meningkat setiap saat, sebaliknya kesalahan kita akan terus berkurang.
  • Kalau tidak mendekati orang-orang yang berkebajikan, itu adalah suatu hal yang merugikan sekali, setiap harinya banyak bergaul dengan orang-orang licik, semua masalah bisa menjadi rusak.
  • Tanpa dijalankan, tetapi hanya belajar di atas kertas saja, sehingga kita tidak ada pegangan, kalau demikian akan menjadi orang yang bagaimana kita nantinya?
  • Tetapi kalau hanya dikerjakan saja, tanpa sekolah / belajar akibatnya juga tidaklah baik, begitu punya pendapat sendiri, maka segala kebenaranpun tidak dapat dilihat lagi.
  • Caranya belajar, kita mengenal “tiga nyampai”, yaitu hati, mata dan mulut ketiga-tiganya harus nyampai.
  • Begitu mulai membaca buku ini, janganlah memikirkan untuk membaca buku yang lain, bagian ini kalau belum selesai dibaca, jangan mulai mambaca bagian yang lain.
  • Cita-cita dan kemajuan yang dicapai dalam menuntut ilmu, tidak ada salahnya kita tinggikan sedikit batasannya, tetapi kenyataannya dalam menuntut ilmu haruslah rajin dan tekun, asalkan usaha kita cukup besar, maka soal-soal yang tidak dimengerti akan dapat dimengerti nantinya.
  • Dalam belajar, apabila ada pertanyaan, segeralah dicatat masalahnya, lalu begitu ada kesempatan tanyakanlah kepada orang lain, haruslah kita berusaha mendapatkan jawaban yang sebenarnya.
  • Ruangan dalam rumah haruslah dibersihkan, meja dan kursi belajar harus bersih dan tersusun rapi, begitu juga semua alat tulis harus terletak dengan baik.
  • Saat menggosokkan batangan karbon (untuk dijadikan tinta cina), batangan karbon harus tegak lurus batu gosoknya, kalau batangannya miring, itu menunjukkan kita tidak berkonsentrasi. Pada saat menulis, harus sungguh-sungguh, kalau tidak demikian, belum apa-apa hati kita sudah kacau terlebih dahulu.
  • Menempatkan buku, seharusnya mempunyai tempat yang tetap, setelah buku selesai dibaca, haruslah dikembalikan ke tempatnya semula.
  • Walaupun ada keperluan yang mendadak, tetap saja segala kertas dan alat tulis harus diletakkan dengan baik dan rapi, kalau ada buku yang rusak dan koyak, segeralah ditambal.
  • Kalau bukan buku dari para suci, janganlah dibaca, buku-buku yang demikian dapat menutupi kearifan dan kecerdasan kita, juga dapat merusak cita-cita luhur kita.
  • Janganlah tidak rajin, janganlah meremehkan diri sendiri, haruslah diketahui, bahkan tingkatan orang suci dan para budimanpun dapai kita capai dengan setahap demi setahap.