Sabtu, 30 Januari 2010

Kitab "Thai Sang Lao Cin" Karma

  • (1) Thai Shang Lao Cin berujar: Musibah dan Keberuntungan manusia itu tidak ada pintu jalannya, tetapi semuanya justru manusia sendirilah yang mengundang dan menciptakannya.
  • Balasan dari perbuatan baik dan buruk manusia itu bagaikan bayangan yang mengikuti wujudnya, sama sekali tidak akan terlepas dan meleset sedikitpun.
  • Di alam ini ada malaikat yang khusus menangani kesalahan manusia, dengan berdasarkan berat ringannya kesalahan manusia itu.
  • Malaikat mengurangi rezekinya, sehingga dia menjadi miskin dan melarat, begitu juga kesulitanpun datang bertubi-tubi.
  • (2) Sesuatu yang sesuai dengan kebenaran dan kebaikan, seharusnya berani dilakukan, sebagai seorang pembina Tao, terhadap Tao yang sejati seharusnya dijunjung tinggi dan dibina dengan baik; sesuatu yang tidak sesuai dengan kebenaran dan kebaikan, itu sama sekali tidak boleh dilakukan, sebagai seorang pembina Tao, terhadap ajaran-ajaran sesat, seharusnya dijauhi.
  • Jangan menempuh jalan yang tidak baik, jangan menyembunyikan kebenaran dan jangan pula menipu. Banyaklah berbuat kebaikan dan memupuk jasa pahala.
  • Kembangkan rasa welas kasih dan sayangi makhluk hidup, setelah memperbaiki sikap dan tingkah laku diri sendiri, selanjutnya menasehati dan memperbaiki orang lain.
  • Kasihani dan bantulah anak-anak yatim piatu, para janda / duda dan orang-orang yang tidak mempunyai tempat bersandar, hormati orang-orang tua dan sayangi anak-anak orang lain. Bahkan serangga dan rerumputanpun ... tidak boleh dilukai, apalagi terhadap umat manusia? Seharusnya kita mengasihani orang lain yang mendapatkan musibah.
  • Kita harus senang melihat orang lain berbuat kebaikan. Bantulah orang yang sedang kepepet dan membutuhkan bantuan, ... Selamatkanlah orang yang sedang menghadapi bahaya. Semua manusia itu sebenarnya merupakan suatu kesatuan, melihat orang lain berhasil, harus dipikirkan itu adalah keberhasilan kita juga;
  • Melihat kegagalan orang lain, harus dipikirkan itu adalah kegagalan kita juga. Jangan sebar-luaskan kekurangan / kejelekan seseorang, ... Janganlah menonjolkan keunggulan diri sendiri. Cegahlah orang lain berbuat kejahatan dan sebar-luaskan perbuatan baik yang dilakukan orang lain.
  • Haruslah bisa merasa bersyukur dan puas akan rezeki kita dapat dalam hal sandang dan pangan, setiap perbuatan dan perkataan kita harus dihindarkan dari kesalahan. Dalam membantu orang lain janganlah mengharapkan balasan, ... Dalam melakukan perbuatan amal janganlah mengharapkan pahala, dengan demikian barulah dapat disebut sebagai perbuatan yang baik.
  • (3) Apabila timbul niat pikiran yang tidak baik, melakukan perbuatan yang melawan kebenaran,
  • Setelah melakukan perbuatan jahat malah mengatakan dirinya hebat, tega melakukan perbuatan merusak benda-benda dan menganiaya binatang, secara diam-diam menciderai orang baik-baik,
  • Secara diam-diam membohongi dan menyembunyikan sesuatu dari kepala negara ataupun kedua orang tuanya sendiri, tidak menunaikan tanggung jawab terhadap pekerjaannya, menipu orang-orang yang kurang mengerti permasalahan,
  • Dengan kebohongan memfitnah orang baik-baik, menipu orang dengan sesuatu yang tidak benar, berwatak keras dan kasar tanpa rasa kasih, demi mendapatkan jasa dan penghargaan lalu menindas orang-orang yang lemah,
  • Demi mendapatkan kepercayaan dan agar disenangi atasan, tidak segan-segan menjilat, menerima suap dengan mengabaikan undang-undang, demi keserakahannya, mencelakakan rakyat atau orang banyak,
  • Tidak membela negara dan rakyat, tetapi malahan melanggar undang-undang dan membuat kekacauan, menghukum orang-orang yang tidak bersalah, membunuh orang-orang yang telah menyerah,
  • Mengusir orang-orang yang setia, tidak mau menerima atau bekerja sama dengan orang yang berbudi, memakai siasat sehingga seseorang jatuh dari kedudukannya, lalu mencari kesempatan untuk menduduki jabatan tadi,
  • Menindas anak-anak yatim piatu dan para janda, menjilat orang-orang kaya dan bersikap sombong terhadap orang miskin, tahu apa yang baik tetapi tidak mau dijalankan,
  • Sudah tahu berbuat salah tetapi tidak mau merubahnya, menerima budi dan bantuan orang lain tetapi tidak berterima kasih dan tidak berusaha membalasnya, mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari seseorang, lalu menaruh dendam di dalam hati dan terus mengingatnya,
  • Kesalahannya sendiri sengaja ditimpakan kepada orang lain, memfitnah dan mentertawakan para suci, mengharapkan orang lain berbuat kesalahan,
  • Takut orang lain berhasil, sehingga dengan bebrbagai upaya merusaknya, demi keselamatannya sendiri membahayakan seselamatan orang lain, merugikan harta benda orang lain demi menambah keuntungannya sendiri,
  • Iri hati melihat kemampuan orang lain, menutupi kebaikan orang lain, menyebarkan kejelekan orang lain,
  • Membongkar rahasia pribadi orang lain, menghamburkan atau memboroskan kekayaan orang lain, menghasut sehingga membuat orang lain berpisah dari anak atau orang tuanya,
  • Merusak hasil tanaman orang lain, merusak perkawinan orang lain, merusak rencana dan usaha orang lain,
  • Sehingga semua hasil yang telah dicapai menjadi gagal seluruhnya, merusak barang / alat-alat orang lain, sehingga pada waktunya diperlukan dia tidak dapat memakainya.
  • Melihat orang lain yang hidup mewah, lalu mengharapkan agar taraf hidupnya menjadi merosot, melihat orang lain menjadi kaya, mengharapkan ia menjadi bangkrut,
  • Melihat isteri orang lain cantik, lalu timbul niat untuk berzinah,
  • Berhutang pada seseorang, lalu mengharapkan dia meninggal sehingga tidak perlu lagi membayar hutangnya. Menuntut sesuatu di luar batas,
  • Karena tidak terkabul lalu menyumpah, memaki dan menaruh dendam pada orang lain, melihat orang lain tiba-tiba mendapatkan musibah, lalu membicarakan semua kesalahan orang itu dalam hidupnya.
  • Melihat orang yang wajahnya buruk rupa, bukannya merasa kasihan malah mentertawakannya, melihat orang lain mempunyai bakat,
  • Yang pantas diberi pujian, orang tersebut bukannya diberi kesempatan, malahan dihalangi kesempatannya mencapai kemajuan, jasa yang dilakukan orang lain direbut dan ngotot mengatakan bahwa itu adalah jasanya sendiri, kalau dirinya sendiri berbuat kesalahan, semua kesalahannya dilimpahkan kepada orang lain, musibah yang seharusnya dia tanggung sendiri, malah dilimpahkan kepada orang lain, dosa kesalahannya sendiripun disuruh orang lain menanggungnya.
  • Tidak mengandalkan kejujuran, tetapi dengan mengandalkan uang dan kekuasaannya meraih kedudukan, anugerah ataupun nama baik secara kotor, memendam niat jahat untuk mencelakakan orang lain di dalam hatinya, menghalangi kemampuan orang lain sehingga orang itu tidak bisa mencapai kemajuan sebagaimana wajarnya,
  • Menutupi dan tidak mengakui kekurangannya sendiri. Tidak adil dalam mengadili masalah, mencuri timbangan baik saat menjual maupun saat membeli, lain yang diucapkannya di mulut lain pula yang ada di dalam hatinya.
  • Dalam berbicara selalu ngomong besar dan tidak jujur, selalu iri hati kepada orang lain. Mengarang kata-kata yang mencemarkan nama baik orang lain,
  • Mencemarkan nama baik orang lain dan menganggap dirinya telah berbuat dengan baik dan benar. Dianya berniat jahat malahan bersumpah dengan meminta langit dan bumi menjadi saksinya,
  • Melakukan perbuatan kotor malahan tidak mengaku dan mengundang dewa untuk memeriksanya. Setelah beramal atau menyumbang, lalu timbul penyesalan.
  • Berhutang kepada orang lain dan tidak mau membayarnya. Hatinya jahat dan berbahaya tetapi wajahnya penuh kewelas-asihan, dengan mempergunakan ilmu gaib menyesatkan orang banyak.
  • Durhaka kepada orang tua, bersikap kejam terhadap bawahan dan pembantunya, terlalu memanjakan dan percaya kepada anak dan isterinya,
  • Sesama anggota keluarga saling berebut harta benda dan tidak mau mengalah, sebagai seorang lelaki tidak setia dan berlaku jujur, juga tidak melakukan kebaikan, sebagai wanita tidak bersifat lemah lembut dan tidak mau mengalah.
  • Sebagai seorang suami tidak memperlakukan isterinya dengan baik, sehingga keluarga menjadi kehilangan kerukunan, sebagai seorang isteri tidak menghormati sang suami. Terhadap anak dan isteri mengeluarkan kata-kata dan melakukan perbuatan yang tidak pantas,
  • Sebagai menantu perempuan bersikap durhaka kepada mertua, terhadap leluhur ataupun orang tua yang telah meninggal saat pemakamannya tidak dilakukan dengan tata upacara yang benar, ataupun dalam bersembahyang memperingati para leluhur tidak dilakukan dengan tulus hati,
  • Melawan nasehat dan perintah dari orang yang lebih tua. Tidak adil terhadap orang lain, memperlakukan orang yang disenanginya dengan baik, tetapi memperlakukan orang yang dibencinya dengan perlakuan yang tidak baik, memperlakukan anak orang lain dengan perlakuan yang tidak baik.
  • Suka membicarakan wanita dan suka berzinah, mempunyai nafsu sex yang berlebihan, dan membiarkan dirinya mengikuti nafsu birahinya. Tindak tanduk dan semua perbuatannya tidak ada yang terpuji,
  • Terlalu memanjakan anak-anaknya dan melakukan pengguguran kandungan. Suka mabuk-mabukan dan bertindak kasar, terlalu mengejar kesenangan dengan tidak memperhatikan batas-batas yang wajar.
  • Memboroskan uang untuk menjahitkan pakaian-pakaian yang tidak begitu diperlukan, demi selera makannya, membunuh lalu memasak daging binatang untuk bahan makanannya, memboroskan dan membuang-buang bahan-bahan makanan,
  • Membebani binatang dengan pekerjaan-pekerjaan yang berat. Menembaki burung-burung, mengejar dan menangkapi binatang-binatang, mengorek dan membongkar sarang serangga / ulat, menakut-nakuti burung-burung yang sedang hinggap dan beristirahat,
  • Merusak sarang burung, sehingga baik burung ataupun binatang serangga tidak bisa mendapatkan tempat tinggal, melukai binatang yang sedang mengandung, merusak telur mereka.
  • Kalau ada yang melanggar kesalahan-kesalahan di atas (179 jenis kesalahan), ... malaikat yang menangani kesalahan manusia dengan berpedoman kepada berat ringannya kesalahan, mengurangi kebahagiaan dan rezeki manusia tersebut.
  • Begitu seluruh rezeki keberuntungannya habis iapun mati. Kalau dosanya berat, bahkan dengan kematianpun belum bisa menebus semua dosa-dosanya, maka ganjaran dari dosa-dosanya akan dilimpahkan dan ditanggung oleh anak cucunya,
  • (4) Semua harta benda yang diperoleh dengan cara yang tidak benar, setelah dosa-dosanya ditebus oleh orang yang melakukan perbuatan jahat tersebut, sisa dosanya ... akan ditanggung oleh anak isterinya, bisa jadi akan ditebus lagi dengan kematian. Kalau tidak dengan kematian, maka mereka akan mendapatkan ganjaran berupa musibah banjir, ... kebakaran, perampokan, ataupun dengan terjadinya kehilangan harta benda yang semuanya itu adalah untuk menebus dosa yang ada.
  • Atau bisa juga dengan jatuh sakit, ataupun terlibat perkara di pengadilan untuk menebus dosanya, berat ringannya pembalasan itu adalah persis sama dengan nilai uang yang diperoleh secara tidak wajar tadi.
  • Orang yang mendapatkan kekayaan dengan cara yang tidak wajar, ibaratnya sama dengan memakan daging beracun untuk menghilangkan rasa lapar, ... minum arak beracun untuk menghilangkan rasa haus, bukan saja tidak bisa membantu menghilangkan rasa lapar maupun rasa haus walau untuk sementara waktu saja, bahkan akibatnya membuat dia kehilangan nyawanya sendiri.
  • Oleh karena itu apabila mendapatkan harta benda dengan cara yang tidak halal, maka harta benda itu tidak dapat dinikmati, ... karena tidak diperoleh dengan cara yang halal, maka ia akan hilang dengan cara yang tidak terduga-duga, misalnya dengan terjadinya musibah, ataupun bisa juga habis dikarenakan malas bekerja dan hanya bersenang-senang saja, ... atau bisa juga habis melalui perjudian, dihamburkan oleh anak cucu sampai ludes, ... atau bisa juga ludes karena suka berfoya-foya. Begitu uangnya habis maka genaplah pembalasannya.
  • Usaha utamanya malahan menjadi hancur, usaha keluarganyapun menjadi bangkrut. Itulah sebabnya dikatakan tidak bisa membantu menghilangkan rasa lapar walau hanya untuk sementara waktu saja, ... Bahkan akhirnya kematian yang didapatkannya. Bagi orang yang sesuka hatinya melakukan pembunuhan, ... Ia tidak akan lepas dari hukum negara, selain itu dia juga akan dibuntuti terus oleh arwah dari musuh-musuh karmanya, sampai akhirnya tiba kematiannya.
  • Semasa hidupnya ia akan terus mendapatkan ganjaran berupa bencana-bencana seperti perampokan, peperangan dan lain-lain, yang membuatnya sulit terelakkan dari kematian. Bagi orang yang melakukan perzinahan dengan anak / isteri orang lain.
  • Walaupun undang-undang negara bisa dibohongi, tetapi balasan dari Tuhan tidak dapat memaafkannya, sebagai balasannya, anak / isterinya sendiri akhirnya akan dizinahi orang lain.
  • Seperti menanam labu menuai labu, menanam kacang menuai kacang, demikianlah pahirtnya. Sewaktu bibit ditanam sama sekali tidak kelihatan apa-apa, ... Sepuluh tahun kemudian, bibit yang ditanam itu telah berakar dan berbuah, hasilnya apakah berupa labu ataupun kacang, akan terbalas semuanya.
  • Apakah anda pernah melakukan pelanggaran terhadap keempat poin di atas, terutama bagian ketiga yang berisi perbuatan-perbuatan jahat?
  • Banyaklah melakukan perbuatan baik, setelah lama pasti akan mendapat berkah dan keselamatan.
  • Itu dinamakan merubah bencana menjadi berkah dan keselamatan. Maka dengan kita mulai dari mengucapkan kata-kata yang baik, melakukan perbuatan yang baik, apabila setiap harinya melakukan kebaikan ini, tiga tahun kemudian pasti ia akan mendapatkan berkah.
  • Sebaliknya dengan mengucapkan kata-kata yang jahat, melakukan perbuatan yang jahat, apabila setiap harinya melakukan kejahatan ini, tiga tahun kemudian, pastilah ia akan mendapatkan musibah. Kenapa manusia di dunia ini tidak berusaha untuk menjalankan Kitab Karma ini?